daftarkan

generalbanner

cari disini

Friday, July 18, 2008

Tak Jadi Kawin

Pak Olin dan bu Olin mempunyai anak muda sebut aja Cana. Cana merupakan anak tunggal dari kedua pasangan tersebut namun sayang dari ketampanannya dia mempunyai kekuarangan dalam bicara alias gagu karena cacat sejak lahir. Cana seorang pemuda yang rajin dan pekerja keras, dia membuka usaha jehit, pelanganya udah banyak, baik laki – laki maupun perempuan.
Dia mempunyai pacar namanya Rere keduanya saling dimabuk cinta. Karena udah berpacaran lama hubungan merekapun diketahui oleh kedua orang tua Rere. Orang tua Rere sempat menanyakan pada Rere tentang hubungan keseriusannya. Pada dasarnya orang tua Rere menyetujui asalkan Cana tidak gagu.
Rere datang ke rumah Cana mereka berdua membicarakan hubungan mereka, seperti yang diminta orang tua Rere. Rere menjelaskan pada Cana yang pada dasarnya kedua orang tua Rere setuju kalau Cana tidak gagu. Walaupun agak tersinggung Cana menyabarkan diri untuk tetap tegar.
Rere dan Cana tidak putus asa mereka berdua berusaha mencari dokter utuk mengobati gagu yang diderita Cana. Tetangga kampung memberitahu pada Cana bahwa di kampung seberang ada dokter yang bisa mengobati penderita gagu.
Dengan semangat membara rawe – rawe rantas malang – malang putung kedua sijoli langsung menuju rumah dokter tadi dengan gegap gempita.
Sampailah Cana dan Rere kerumah dokter tadi. Di depan rumah dokter tadi banyak pasien yang ngantri untuk disembuhkan pak dokter. Cana dan Rere kebetulan dapat nomor antrian 103, dalam hati merasa dongkol karena harus ngantri lama. Tapi karena semangat ingin sembuh, hal itu tidak menjadi masalah. Antrian demi antrian terlewati dan tibalah giliran Cana. Cana akhirnya mengetuk pintu ruang dokter bunyinya duk , duk , duk, dokter mempersilahkan masuk.
Dokter tadi bertanya pada Cana, sakit apa mas? Jawab Cana Sa. Sa . kit. Ga .ga. gu. Oo sakit gagu jawab dokter. Jawat Cana i.i.i ya. Kemudian dokter tadi memberikan formula hijau obat ramuan dokter yang manjur, doketer tadi menyuruh Cana meminun formula itu. Setelah itu doketer mengetes suara Cana. Dokter tadi memberi perintah bunyikan “ aku bisa ”. Kemudian Cana membunyikan suara A . a.a.a. ku, bi. bi. sa. Dokter tadi sekali lagi menyuruh cana bunyikan keras – keras kata tadi , dengan bentakan dari dokter Cana berbicara dengan suara keras “ Aku Bisa “, sekali lagi sela dokter “ aku bisa “, aku bisa, dengan gembira Cana meloncat – loncat kegirangan dan meninggalkan tempat dokter tadi untuk segera menemui Rere. Cana berlari menemui Rere. Rere aku sudah bisa bicara normal teriak Cana keras – keras, keduanya berpelukan mesra dengan keharuan.
Karena merasa gembira Cana lupa membayar biaya dokter, Cana kemudian masuk dan menanyakan biaya pada dokter. Berapa pak biayanya ? dokter tadi menjawab 20 juta. Mandengar jawaban dokter tadi Cana menjadi pucat, gemetar dan shok, be. be. ra. Pa pak bi. bi .a .ya nya. Du.du…wa…pu…luh…ju.ta. …Ta..ta.pi . sa ya. Ko.ok. ja. ja. Di. Ga. Gu.. lagi. Be be rar ti. Ti ti dak ba .. ba yar..yar….ka. ..n
Jawab dokter tadi: ya sudah kalau kamu gagu lagi ya tak jadi bayar ya tidak apa- apa.Canapun keluar menghampiri Rere dan mengatakan padanya bahwa dia gagu lagi. Dan akibatnya rencana untuk menjadikan Ree sebagai istrinya kandas ditengah jalan karena Ga…ga…gu…

No comments: