daftarkan

generalbanner

cari disini

Thursday, July 24, 2008

Trik Mencetak Gol

Di sore hari pemain sepak bola indonesia, sebut saja Ruri, sedang makan di restoran. Di tempat itu banyak pembeli, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Ruri masuk di restoran tersebut dan duduk di kursi dan meja bundar. Pelayan datang menghampiri Ruri dan berkata, “ mau pesan apa ?“ Ruri menjawab.” Pesan mie goreng dan minum soda gembira ’’. Sambil menunggu Ruri mengamati pengunjung yang meninkmati hidangan restoran itu, dan dari pintu utama datang rombongan turis masuk dengan membawa barang – barang, karena banyaknya ia membawa barang, ada barang yang tersangkut pintu dan jatuh.
Dari arah samping tiba – tiba ada anak –anak datang dan mengambilkan barang orang tersebut yang terjatuh, dan orang itu membungkukkan kepala sampil mengucapakan terimakasih. Anak itu dengan sepontan juga membungkukkan kepalanya seperti orang asing itu. Melihat kejadian itu Ruri geli, dalam hatinya ia berkata. “ ya memang adatnya orang Jepang kalau berterimakasih pakai membungkukkan kepala “.
Datanglah pelayanan restoran tadi, menghampiri Ruri dan memberikan makanan dan minuman yang dipesannya. Setelah selesai makan Ruri pulang dengan perut kenyangnya, Karena keesokan harinya akan ada pertandingan sepak bola melawan Jepang. Ruri memanfaatkan untuk istirahat. Pagi kira – kira pukul 07.00 WIB Ruri berangat menuju stadion sepak bola, disana sudah menunggu teman – teman dan pelatihnya. Seperti biasa sebelum pertandingan para pemain dianjurkan untuk pemanasan dulu. Peluit dari wasit berbunyi, menandakan pertandingan akan dimulai. Ruri bersama teman – teman berjalan menuju tengah lapangan dan tiem dari kesebelasan Jepangpun juga berada ditengah lapang. Tepuk meriah dari penonton sangat ramai. Wasit sedikit memberikan peraturan permainan pada kedua kesebelasan.
Usai wasit memberi peraturan, permainanpun dimulai. Kedua kesebelasan saling mengeluarkan teknik dan trik melakukan serangan untuk mencetak gol. Babak pertama udah usai dan dilanjutkan dengan babak kedua, kali ini kedua kesebelasan dalam melakukan serangan lawan kelihatan lambat. Waktu menunjukan kurang 15 menit pertandingan usai, dan tendangan sudut dilakukan oleh tim indonesia dan dilakukan oleh no punggung 9 dan apa yang terjadi bola tadi mengenai tangan kesebelasan jepang di garis finalti, terjadilah finalti yang diwakili salah seorang kesebelasan indonesia kali ini akan dilakukan oleh Ruri no punggung 10.
Dengan hati berdebar Ruri mempersiapkan tendangan finalti dihadapan kiper jepang.

Ruri diam sebentar sambil merenung dan dari renungan tadi dia menemukan ide dari anak yang dilakukan direstopran. Peluit dari wasit dibunyikan sebelum menendang trik jitu dari anak tadi dilakukan dengan membungnkukkan kepala dan kiper tadi juga membungkukkan kepala. Disaat kiper membungkukan kepala tendangan dilontarkan oleh Ruri dengan kuat dan terjadilah gol…golll. Sorak tepuk penonton diberikan, dan sebetar kemudian terdengarlah peluit tanda pertandingan usai yang dimenagkan oleh kesebelasan indonesia.

Sunday, July 20, 2008

Penasaran Dengan Bakso

Suatu siang sepulang lapangan karena capek berjalan menyusuri perbukitan, Deta sempat melihat warung bakso dan soto yang terletak dipinggir jalan antara berbah – ring road selatan. Ada yang membuat saya tertawa keras, karena tulisan yang terpampang di depan warung tersebut, secara garis besar tertulis demikian : Jual soto dan Bakso Pak Heru mantan pak Marto.
Setelah usut punya usut, Deta penasaran untuk mengetaui maksud tulisan yang terpampang, akhirnya Deta beranikan diri untuk menanyakan maksud tulisan itu pada pedagang klontong yang kebetulan tidak jauh dari penjual bakso tersebut.
Permisi bu, mau tanya maksud tulisan penjual bakso dan soto itu apa ya bu ? jawab ibu tadi dengan lirih, maksudnya begini nak, Pak Marto itu penjual Bakso dan soto terkenal yang ada di Yogya, baksonya terkenal enak dan Pak Heru itu mantan karyawannya. Karena pak Martonya baksonya enak secara tidak langsung yang jualan mantan karyawan pak Marto, tentunya baksonya juga uenak tenan.
Deta mengucapkan terimakasih atas penjelasan ibu tadi, karena penasaran iapun mampir di warung pak Heru, dan ternyata setelah Deta makan dan cicipi baksonya memang uenak tenan. Siapa dulu yang buat bakso! mantan karyawan pak Marto

Muka Belepotan

Saat itu aku dan teman – teman sedang mengadakan pekerjaan pengukuran tanah. Saat CV tempat aku kerja mendapat job pekerjaan itu. Lokasinya didekat persawahan dan pohon tebu. Panas terik matahari menyengat menerpa tubuhku membuat keringat menetes di muka wajah aku.
Tahap demi tahap pekerjaan yang kami kerjakan bersama – sama sudah hampir selesai. Menjelag sore cuaca mendung dan sesat itu juga terjadi hujan sangat deras. Pekerjaan terpaksa kami hentikan dan kami rombongan berteduh di rumah penduduk. Sambil menunggu hujan reda kami manfaatkan untuk menghitung pekerjaan tersebut.
Setelah hujan reda kami sepakat untuk tidak melanjutkan pekerjaan tersebut. Kami memutuskan utuk pulang ke kantor CV. Barang – barang perlengkapan pekerjaan seperti rambu, teodolit dan lain – lain kami masukan dalam mobil. Kamipun masuk kedalam mobil itu dan apa yang terjadi mobil yang akan dijalankan teryata terjerembab dalam lumur akibat hujan yang membasai permukaan tanah.
Kami semua keluar dan mendorongnya dengan posisi kedua teman aku mendorong disebelah samping dan aku dibelakang ban mobil tersebut. Dengan dorongan ternyata mobil tersebut tidak bergerak sedikitpun. Kamipun memutuskan dengan teknik sambil mendorong mobil dihidupkan. Kamipun segera memulai teknik tersebut dengan posisi masing – masing menungging, kali ini kami menggunakan aba – aba 1…2…3.. dengan berteriak keras dan yang apa yang terjadi mobil ternyata bisa keluar dari jebakan lumpur sedangkan aku sendiri, seluruh tubuh dan muka aku terkena lumpur basah. Belepotanlah jadinya muka aku. Teman – teman aku tertawa terbahak – hahak melihat muka aku yang belepotan.
Dalam hati aku dongkol, dasar teman – teman tidak tahu diri !. Akhirnya aku ke tempat rumah penduduk yang terdekat untuk meminta ijin memakai kamar mandi, tapi apa yang terjadi orang yang punya kamar mandipun tertawa melihat muka aku yang belepotan. Aku pun cuwek aja, langsung kekamar madi dan membersihkan mukaku dengan air bersih. Setelah semuanya bersih aku langsung menuju mobil, bersama teman -teman untuk pulang ke kantor. Mobil baru berjalan kurang lebih 500 km, tiba – tiba dari belakang ada teriakan orang yang naik kendaraan roda dua. Orang itu berteriak berhenti..berhenti, dan mobilpun berhenti, aku keluar dari mobil dan menghampiri orang tersebut dan betanya? ada apa mas ! orang tadi menjawab : ini dompet mas, ketinggalan di kamar madi. Jawab aku : terimakasih ya mas, maksih banyak. Jawab orang itu sama – sama.
Aku segera masuk ke mobil dan temanku bertanya pada aku ada apa tadi? Jawab aku, orang tadi memberikan dompet aku yang ketinggalan di kamar mandinya. Teman aku nyeletuk : ternyata masih ada ya orang yang baik dan jujur.

Friday, July 18, 2008

Tak Jadi Kawin

Pak Olin dan bu Olin mempunyai anak muda sebut aja Cana. Cana merupakan anak tunggal dari kedua pasangan tersebut namun sayang dari ketampanannya dia mempunyai kekuarangan dalam bicara alias gagu karena cacat sejak lahir. Cana seorang pemuda yang rajin dan pekerja keras, dia membuka usaha jehit, pelanganya udah banyak, baik laki – laki maupun perempuan.
Dia mempunyai pacar namanya Rere keduanya saling dimabuk cinta. Karena udah berpacaran lama hubungan merekapun diketahui oleh kedua orang tua Rere. Orang tua Rere sempat menanyakan pada Rere tentang hubungan keseriusannya. Pada dasarnya orang tua Rere menyetujui asalkan Cana tidak gagu.
Rere datang ke rumah Cana mereka berdua membicarakan hubungan mereka, seperti yang diminta orang tua Rere. Rere menjelaskan pada Cana yang pada dasarnya kedua orang tua Rere setuju kalau Cana tidak gagu. Walaupun agak tersinggung Cana menyabarkan diri untuk tetap tegar.
Rere dan Cana tidak putus asa mereka berdua berusaha mencari dokter utuk mengobati gagu yang diderita Cana. Tetangga kampung memberitahu pada Cana bahwa di kampung seberang ada dokter yang bisa mengobati penderita gagu.
Dengan semangat membara rawe – rawe rantas malang – malang putung kedua sijoli langsung menuju rumah dokter tadi dengan gegap gempita.
Sampailah Cana dan Rere kerumah dokter tadi. Di depan rumah dokter tadi banyak pasien yang ngantri untuk disembuhkan pak dokter. Cana dan Rere kebetulan dapat nomor antrian 103, dalam hati merasa dongkol karena harus ngantri lama. Tapi karena semangat ingin sembuh, hal itu tidak menjadi masalah. Antrian demi antrian terlewati dan tibalah giliran Cana. Cana akhirnya mengetuk pintu ruang dokter bunyinya duk , duk , duk, dokter mempersilahkan masuk.
Dokter tadi bertanya pada Cana, sakit apa mas? Jawab Cana Sa. Sa . kit. Ga .ga. gu. Oo sakit gagu jawab dokter. Jawat Cana i.i.i ya. Kemudian dokter tadi memberikan formula hijau obat ramuan dokter yang manjur, doketer tadi menyuruh Cana meminun formula itu. Setelah itu doketer mengetes suara Cana. Dokter tadi memberi perintah bunyikan “ aku bisa ”. Kemudian Cana membunyikan suara A . a.a.a. ku, bi. bi. sa. Dokter tadi sekali lagi menyuruh cana bunyikan keras – keras kata tadi , dengan bentakan dari dokter Cana berbicara dengan suara keras “ Aku Bisa “, sekali lagi sela dokter “ aku bisa “, aku bisa, dengan gembira Cana meloncat – loncat kegirangan dan meninggalkan tempat dokter tadi untuk segera menemui Rere. Cana berlari menemui Rere. Rere aku sudah bisa bicara normal teriak Cana keras – keras, keduanya berpelukan mesra dengan keharuan.
Karena merasa gembira Cana lupa membayar biaya dokter, Cana kemudian masuk dan menanyakan biaya pada dokter. Berapa pak biayanya ? dokter tadi menjawab 20 juta. Mandengar jawaban dokter tadi Cana menjadi pucat, gemetar dan shok, be. be. ra. Pa pak bi. bi .a .ya nya. Du.du…wa…pu…luh…ju.ta. …Ta..ta.pi . sa ya. Ko.ok. ja. ja. Di. Ga. Gu.. lagi. Be be rar ti. Ti ti dak ba .. ba yar..yar….ka. ..n
Jawab dokter tadi: ya sudah kalau kamu gagu lagi ya tak jadi bayar ya tidak apa- apa.Canapun keluar menghampiri Rere dan mengatakan padanya bahwa dia gagu lagi. Dan akibatnya rencana untuk menjadikan Ree sebagai istrinya kandas ditengah jalan karena Ga…ga…gu…

Monday, July 14, 2008

Ngerjain Pacar

Di malam itu aku dan teman – teman sedang berlatih koor.
Kira – kira pukul 19.00 WIB, aku dan teman – teman berlatih dengan semangat membara dari suara sopran, alto, tenor dan bas semuanya dipadukan hingga menjadi suara yang seirama dan enak didengarnya.
Setelah selesai latihan, seperti biasa ada nyamikan dalam bahasa jawa, maksudnya minuman dan makanan ringan.
Sambil makan dan minium aku dan temen – temen ngobrol / grumpik bersama temanku dari Jakarta yang kebetulan liburan di Yogyakarta.
Tepat pukul 20.45 WIB seperti biasa aku akan menjemput pacar yang pulang kerjanya pukul 21.00 wib
Entah karena apa tiba – tiba teman – teman punya inisiatif ngerjain pacar aku.
Strategi mengerjain pacar :

  • Seperti biasa aku menjemput pacar aku dengan helem tertutup, jaket warna orange.
  • Temen aku yang dari jakarta tadi saya jadikan seperti aku.
  • Memakai helem tertutup, pakai jaket warna Orange.
  • Pakai kendaraan aku supaya supaya tidak diketahui.
  • Waktu menjemput kalau ditanya pacar aku, diam aja.
  • Posisi siap dikendaraan.

Setelah strategi sekenario dipahami teman aku, kami bersama menuju tempat kerja pacar aku. Kami rombongan menuju tempat kerja pacar aku. Teman aku yang dari Jakarta tadi sudah siap dengan posisi di pintu gerbang tempat pacar aku kerja, dengan posisi diatas kendaraan dan helem tertutup.
Kami serombongan menunggu agak jauh dari tempat dimana teman aku mau menjemput pacar aku. Dari kejauhan aku melihat pacar aku udah keluar dari pintu gerbang . Pacar aku langsung menuju arah teman aku yang menyamar sebagai aku, pacar aku langsung aja membonceng tanpa kata – kata. Berjalanlah motor yang dikendarai teman aku.
Dan kurang lebih berjarak 100 meter aku menyapa pacar dengan teman - teman sambil melambaikan tangan dan berteriak sama – sama hallo, seketika itu juga pacar aku berteriak berhenti. Pacar aku turun menahan tawa, karena tahu ternyata yang dia boceng bukan pacarnya. Kami serombongan tertawa menahan geli karena rencana ngerjain pacar aku berhasil.

Tuesday, July 8, 2008

Fotografer Pelupa


Di sore hari yang tidak panas, didekat kolam renag hotel berbintang, terlihat fotrografer dengan tubuh gendut, perutnya nan buncit.
Fotografer tadi tampak sedang berbincang – bincang dengan modelnya yang dijadikan fokus pemotretannya.
Model tadi amat cantik nan elok, tubuhnya laksana bodi gitar, rambutnya panjang semampai, matanya lentik, bibirnya merekah nan elok, kulitnya putih bersih, hidunya mancung. Pokoknya cuantik deh…
Setelah berbincang – bincang, saatnya fotografer dan model tadi mulai eksion di tepi kolam hotel berbintang, dengan beberapa gaya yang diperintahkan oleh sang fotografer.
Karena sudah berpengelaman pemodel tadi dengan luwesnya bereksion didepan fotografer tadi, dihadapan bidikakan kamera.
Eksion demi eksion gerak posisi dijepretnya oleh fotografer tadi.
Sampai – sampai fotografernya yang malah bereksion untuk mengambil foto sang model tadi.
Dengan tiarap, jongkok, setengah nungging, fotografer mengamil gambar.
Jepretan demi jepret fotografer mengambil gambar sang model , dan ia melihat angka petunjuk dalam kamera sudah menunjukkan filem tinggal satu jeperetan lagi.
Fotografer menghentikan dulu pemotretan dan memanggil temanya untuk mengambil isi filem yang ada ditasnya.
Satu jepretan dimanfaatkan oleh fotografer degan posisi yang berbeda.
Setelah filem habis, pemodel diersilahkan untuk ganti kostum yang berbeda untuk pemotretan kedua.
Model sudah siap dengan kostum kedua dan siap dilokasi pemotretan.
Datanglah teman fotografer tadi menghampiri dan memberikan filem.
Namun apa yang terjadi setelah kamera di buka untuk memasukkan filem?.. ternyata tidak ada isinya alias kosong mlompong.
Fotografer marah – marah dengan temanya! mengapa kamu tidak mengingatkan kalau kamera tidak ada isinya, jawab temanya : ya? Tidak tahu……?
Mendengar kamera untuk pemotretan tidak ada isinya pemodelpun marah – marah pada fotografer tadi : Dasar fotografer amatiran, pelupa…….hehhhhh….sambil meninggalkan fotografer dengan jengkelnya.

Tuesday, July 1, 2008

Permen Karet Bule

Di pagi Yang cerah, sosok lelaki sedang menunggu bus angkot, untuk mengatar lelaki tersebut pergi ketempat pekerjaan.
Lama juga ia menunggu! sampai kakinya pegal – pegal , senut – senut.
Panas lagi! disinar terang matahari menerpa wajah lelaki tersebut.
Tiba - tiba dari arah timur datang wanita cantik nan molek.
Bule lagi! lelaki tersebu memandangnya mlonggo, tanpa mengerdipkan matanya.
Bule tersebut sambil jalan mengunyah permen karet sambil ditiup – tiup, menjadikan balon karet dimulutnya.
Lelaki tersebut mengeleng – gelengkan kepalanya karena melihat sensualitas bibir wanita bule tadi.
Bule tersebut berjalan menuju arah lelaki tersebut, saat dekat lelaki itu, cewek bule itu menyapa hallo, dan mengambil di dalam tasnya sebuah permen karet.
Bule itu berkata, Kamu mau permen keret? Lelaki itu cuma mengangguk dan menerima permen karet. Karena terpana melihat wanita bule itu.
Wanita bule itu berjalan meninggalkan lelaki itu.
Dengan suara lantang lelaki itu berteriak! Makasih ya Le, atas permen karetnya!
Bule itu sambil menoleh dan berjalan melihat lelaki itu.
Akibatnya bule itu terjatuh tuh…..tuh..karena tersandung batu.
Bergegas lelaki lari dan menolog bule itu yang terjatuh. Mengangkatnya untuk berdiri.
Bule itu mengucapkan terima kasih pada leleki itu.
HU….dalam hati lelaki itu menghela nafas. Memang bener – bener cuantik tenan.
Kasihan juga udah memberi permen, malah jatuh tuh……..